Sunday, October 28, 2012


        Semua yang telah berlalu
        Hanya menjadikan  sakit yang dalam
        Untukku yang telah berlalu
        Dan untukmu yang menjadi lalu
                          Semua yang telah terjadi
                          Kini hanya menjadikan akhir rasa
                          Akhir kesabaran di hati
        Teruntukmu yang telah pergi
        Pergilah dari hati yang sakit ini
        Janganlah tuk pernah kembali



Kau datang dan kau mengubah duniaku
Dengan belaian kasih sayang dan cinta
Penuh harapan hari berjuta warna
Dengan suka cita romantis bersama
Kau begitu indah seperti hariku
Sulit percaya dirimu bersamaku
Aku tak akan membiarkan kau pergi
Pergi mengungkap cinta masa lalumu
Saat pikiranku merasa dalam kegelisahan
Kau mengajarkan bagaimana tuk dewasa
Saat hatiku merasa gelap dalam ketakutan
Kau mengajarkan bagaimana tuk berani
Disini kita bertemu ulurkan tangan mungilmu
Mari tatap matahari menjelang malam
Memohon esok dunia semakin milik bersama
Dengan cinta menyelubungi jantung kalbu


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama dari pada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0oC, tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0oC, dan inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni dan larutan x, serta mencoba membuktian bahwa titik beku larutan x akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.
                      
B.     Tujuan Penelitian
1.    Untuk mengetahui pengaruh penambahan es balok dan garam terhadap proses pembekuan suatu larutan;
2.    Untuk membandingkan titik beku aquades dan suatu larutan;
3.    Untuk mengetahui Mr suatu larutan.

C.     Manfaat Penelitian
1.    Mengetahui pengaruh penambahan es balok dan garam terhadap proses pembekuan suatu larutan;
2.    Mengetahui perbandingan titik beku aquades dan suatu larutan;
3.    Mengetahui Mr suatu larutan.

D.    Rumusan Masalah
1.    Apakah pengaruh penambahan es balok dan garam terhadap proses pembekuan suatu larutan?
2.    Larutan manakah yang memiliki titik beku paling rendah?

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A.    Landasan Teori
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).

B.     Hipotesis
Titik beku larutan x akan lebih rendah dari pada aquades, hal ini dikarenakan di aquades tidak ada penambahan zat terlarut, sedangkan di larutan x ada penambahan zat terlarut. Sehingga larutan x mengalami proses pembekuan yang lebih lama.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Metode Penelitian
a.       Alat dan Bahan
1.    Tabung reaksi        (3 buah)
2.    Gelas kimia            (1 buah)
3.    Termometer           (1 buah)
4.    Garam dapur         (secukupnya)
5.    Es balok                (secukupnya)
6.    Air murni               (setinggi 4cm dalam tabung reaksi)
7.    Larutan X              (setinggi 4cm dalam tabung reaksi)
8.    Mortar                  (1 buah)




b.    Langkah kerja
1.    Menyiapkan 1 es balok,
2.    Menyiapkan garam,
3.    Memecahkan balok es, sehingga lebih kecil ukurannya,
4.    Campurkan serpihan es balok dan garam di dalam gelas kimia,
5.    Isi masing-masing tabung reaksi dengan aquades atau larutan lainnya setinggi 4 cm dan sertakan termometer,
6.    Memasukan 1 tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang telah diisi es balok dan garam,
7.    Mengamati perubahan suhu dengan memutar tabung reaksi,
8.    Mencatat suhu yang penurunannya lambat, dan
9.    Menghitung Mr larutan tersebut.




B.     Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Sebab dalam memperoleh data, kami melakukan percobaan langsung untuk membandingkan  titik beku aquades dan suatu larutan x.

C.     Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 04 September 2012 bertempat di labolatorium kimia.

D.    Biaya Penelitian
Penelitian ini menghabiskan biaya sebesar Rp 4000,- dengan rincian biaya sebagai berikut :
1.      Es Balok              Rp 1.500,-
2.      Garam                  Rp 2.500,-

E.     Objek Penelitian
Objek penelitian yang kami gunakan adalah aquades dan larutan x.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.     Perbandingan Titik Beku Aquades dan Larutan X
a.    Larutan Aquades
No
Tf (Titik Beku)
Rata-rata
1
-2
-1,5
2
-1
3
0

b.    Larutan X
No
Tf (Titik Beku)
Rata-rata
1
-1
-2
2
-2
3
-2

rTf   = tfp - tfl
   = -1.5 – (- 2.5)
                    = 0.5

B.     Mr Larutan X
Diketahui :
m = 37.25 gram                        tfp = -1.5                       kf = 0.86 oC/m
i = 2                                          tfl = -2

rtf =  m × kf × i
  0.5 = m × 0.86 × 2
  0.5 = 1.72m
    m = 0.5÷1.72
    m = 0.29

    m = massa/Mr×1000/p
0.29 =37.25/Mr×1000/1000
  Mr = 37.25/0.29
        = 128.448

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.     Kesimpulan
Dari penelitian yang kami telah lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Proses terjadinya penurunan titik beku dikarenakan adanya perubahan dari tekanan uap, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut lain maka titik bekunya akan berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Keadaan titik beku pelarut murni setelah dicampur zat terlarut akan menjadi lebih rendah dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0°C, zat terlarut akan berpengaruh pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut murni, zat terlarut akan menyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut.
Garam dapur berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak akan membeku pada suhu 0°C, sehingga ketika sebuah tabung reaksi diletakkan didalam gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es batu yang suhunya 0°C dengan larutan uji yang ada didalam tabung reaksi.

B.    Saran
Membersihkan dahulu alat-alat untuk melakukan praktikum, agar saat pengambilan data untuk laporan lebih akurat dan tepat. Teliti dalam mengambil data, menimbang bahan serta membaca thermometer yang sangat penting.

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael dan Sunardi. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII.2012. Erlangga:   
       Jakarta.

Aybsth. Powered by Blogger.