BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Titik beku adalah suhu dimana
tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku larutan lebih
rendah dari pada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat
pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan
akan membeku lebih lama dari pada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku
yang berbeda.
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah,
biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain,
jika cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku
akan berkurang).
Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada
pada suhu 0oC, tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita
tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan
sama dengan 0oC lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0oC,
dan inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik
beku pelarut murni dan larutan x, serta mencoba membuktian bahwa titik beku
larutan x akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.
B. Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui pengaruh penambahan es balok dan garam terhadap proses pembekuan
suatu larutan;
2. Untuk
membandingkan titik beku aquades dan suatu larutan;
3. Untuk
mengetahui Mr suatu larutan.
C. Manfaat
Penelitian
1. Mengetahui
pengaruh penambahan es balok dan garam terhadap proses pembekuan suatu larutan;
2. Mengetahui
perbandingan titik beku aquades dan suatu larutan;
3. Mengetahui
Mr suatu larutan.
D. Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengaruh penambahan es balok dan garam terhadap proses pembekuan suatu larutan?
2. Larutan
manakah yang memiliki titik beku paling rendah?
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan
Teori
Titik beku adalah suhu pada pelarut
tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm,
air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan
tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan
disebut penurunan titik beku (Δ
Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini
ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat
terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu,
penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih
antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan
lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti
yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut misalnya saja
gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama
dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC
itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka
akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
B. Hipotesis
Titik
beku larutan x akan lebih rendah dari pada aquades, hal ini dikarenakan di
aquades tidak ada penambahan zat terlarut, sedangkan di larutan x ada
penambahan zat terlarut. Sehingga larutan x mengalami proses pembekuan yang
lebih lama.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
a. Alat
dan Bahan
1. Tabung reaksi (3 buah)
2. Gelas
kimia (1
buah)
3. Termometer (1
buah)
4. Garam
dapur (secukupnya)
5. Es
balok (secukupnya)
6. Air murni (setinggi
4cm dalam tabung reaksi)
7. Larutan X (setinggi
4cm dalam tabung reaksi)
8. Mortar (1
buah)
b. Langkah
kerja
1. Menyiapkan
1 es balok,
2. Menyiapkan
garam,
3. Memecahkan
balok es, sehingga lebih kecil ukurannya,
4. Campurkan
serpihan es balok dan garam di dalam gelas kimia,
5. Isi
masing-masing tabung reaksi dengan aquades atau larutan lainnya setinggi 4 cm
dan sertakan termometer,
6. Memasukan
1 tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang telah diisi es balok dan garam,
7. Mengamati
perubahan suhu dengan memutar tabung reaksi,
8. Mencatat
suhu yang penurunannya lambat, dan
9. Menghitung Mr larutan tersebut.
B. Jenis
Penelitian
Penelitian
ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Sebab dalam memperoleh data, kami
melakukan percobaan langsung untuk membandingkan titik beku aquades dan suatu larutan x.
C. Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 04 September 2012 bertempat di
labolatorium kimia.
D. Biaya
Penelitian
Penelitian
ini menghabiskan biaya sebesar Rp 4000,- dengan rincian biaya sebagai berikut :
1. Es
Balok Rp 1.500,-
2. Garam
Rp 2.500,-
E. Objek
Penelitian
Objek penelitian yang
kami gunakan adalah aquades dan larutan x.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.
Perbandingan
Titik Beku Aquades dan Larutan X
a. Larutan
Aquades
No
|
Tf
(Titik Beku)
|
Rata-rata
|
1
|
-2
|
-1,5
|
2
|
-1
|
3
|
0
|
b. Larutan
X
No
|
Tf
(Titik Beku)
|
Rata-rata
|
1
|
-1
|
-2
|
2
|
-2
|
3
|
-2
|
rTf = tfp - tfl
= -1.5 – (- 2.5)
= 0.5
B.
Mr
Larutan X
Diketahui
:
m
= 37.25 gram tfp
= -1.5 kf = 0.86 oC/m
i
= 2 tfl
= -2
rtf
= m
× kf × i
0.5 = m ×
0.86 × 2
0.5 = 1.72m
m = 0.5÷1.72
m = 0.29
m = massa/Mr×1000/p
0.29 =37.25/Mr×1000/1000
Mr = 37.25/0.29
= 128.448
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang kami telah lakukan, kami dapat menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
Proses terjadinya penurunan titik beku dikarenakan adanya perubahan dari
tekanan uap, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut lain maka
titik bekunya akan berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Keadaan titik beku pelarut murni setelah dicampur zat terlarut akan
menjadi lebih rendah dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah
0°C, zat terlarut akan berpengaruh pada penurunan titik beku larutan karena
pada suatu pelarut murni, zat terlarut akan menyebabkan turunnya suhu titik
beku dari pelarut murni tersebut.
Garam dapur berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu
sehingga es batu tidak akan membeku pada suhu 0°C, sehingga ketika sebuah
tabung reaksi diletakkan didalam gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem
antara larutan es batu yang suhunya 0°C dengan larutan uji yang ada didalam
tabung reaksi.
B. Saran
Membersihkan dahulu alat-alat untuk melakukan praktikum, agar saat
pengambilan data untuk laporan lebih akurat dan tepat. Teliti dalam mengambil
data, menimbang bahan serta membaca thermometer yang sangat penting.
DAFTAR
PUSTAKA
Purba, Michael dan Sunardi. Kimia
Untuk SMA/MA Kelas XII.2012. Erlangga:
Jakarta.