A.
TUJUAN
1.
Fototropisme meneliti pengaruh
rangsang cahaya terhadap pembengkokan batang;
2.
Geotropisme meneliti pengaruh
rangsang gravitasi terhadap pembengkokan akar.
B.
TINJAUAN PUSTAKA
Gerak
geotropisme adalah gerak yang dipengaruhi oleh gravitasi bumi terhadap
pertumbuhan organ tanaman. Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat rangsangan
gaya tarik bumi (gaya gravitasi). Gerak tumbuhan akar ini merupakan contoh lain
dari gerak tropisme. Gerak yang disebabkan rangsangan gaya gravitasi disebut
geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi
(gravitasi) dan arah gerak menuju arah datangnya ranngsangan, maka gerak tumbuh
aka disebut geotropisme positif. Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang
menjauhi pusat bumi disebut geotropisme negatif. Sebelum pembuahan adalah
geotropism negatif dan setelah terjadi pembuahan adalah geotropism positif.
Tidak
seperti pada
hewan, gerak
pada tumbuhan sangat
lambat dan sukar diamati secara langsung. Pada tumbuhan tinggi gerak terutama
terjadi dalam bentuk membengkok, membelit dan memanjang dari sebagian atau
organ tumbuhan.pada tumbuhan rendah dapat diamati gerakan seluruh tubuh.
Gerakan
tumbuhan terjadi sebagai respons terhadap rangsang tertentu. Satu rangsang
mungkin tidak tentu arahnya atau dari arah tertentu. Respons terhadap rangsang
dapat berupa perubahan metabolisme,
perubahan struktur dan bentuk
pada tumbuhan atau organ atau bagian dari tumbuhan. Gerakan ada yang disebabkan
factor dari dalam (gerakan otonom) dan factor dari luar (gerakan paratonik).
Gerak
tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan. Contoh :
1.
Gerak batang tumbuhan ke arah cahaya;
2.
Gerak akar tumbuhan ke pusat bumi;
3.
Gerak akar menuju air, dan
4.
Gerak membelitnya ujung batang atau sulur pada jenis
tumbuhan bersulur.
Tropisme
merupakan salah satu gerakan paratonik, gerakan ini terjadi pada sebagian dari
tumbuhan (akar dan batang), yang disebabkan
adanya rangsang dari arah gerak ditentukan oleh arah rangsang. Jika sumber
perangsang itu berupa cahaya maka gerak bagian tanaman menuju kea arah cahaya disebut fototropisme
yang positif. Sebaliknya, jika gerak itu menjauh dari perangsang disebut
fototropisme negative.
Gerak
taksis merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh tumbuhan akibat
adanya rangsangan. Gerak taksis umumnya terjadi pada tumbuhan tingkat rendah.
Ditinjau dari macam ransangannya, taksis dibedakan menjadi : fototaksis, dan
kemotaksis. Fototaksis meupakan gerak taksis yang disebabkan oleh ransangan
berupa cahaya. Sedangkan kemotaksis
merupakan gerak yang disebabkan oleh zat kimia. Misalnya pada sel gamet
tumbuhan lumut.
Dalam
petumbuhan kecambah ini dipengaruhi juga oleh hormone auksin. Yaitu hormone
yang membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan baik itu akar maupun
pertumbuhan batang. Hormone ini terletak pada ujung batang dan ujung akar.
Selain membantu proses memperepat perkecambahan hormone ini juga berfungsi membnatu dalam proses
pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah.
Dan kerja hormone auksin ini sinergis dengan hormone sitokinin dan hormone
giberelin.
C.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
a.
Lempeng kaca
b.
Bak plastik
c.
Karet pengikat
d.
Kertas merang
2.
Bahan
a.
Kecambah kedelai/kacang hijau
yang telah disemai 2-3 hari.
b.
Air
D.
CARA KERJA
1.
Memilih
kecambah yang masih segar dan baik sebanyak kurang lebih 12 buah.
2.
Mengikat
kecambah-kecambah tersebut pada lempeng kaca yang dilapisi dengan ketas merang.
3.
Meletakkan
kecambah dengan batang menghadap kebawah dan akar mengarah ke atas.
4.
Mengamati
setelah 2-3 hari arah pertumbuhan batang dan pertumbuhan akar.
E. HASIL PENGAMATAN
“Keadaan
kecambah pada awal”
“Pada
hari pertama”
“Pada
hari kedua”
“Pada
hari ketiga”
Berikut tabel pertambahan panjang, bagian kecambah:
NO
|
HARI
PERTAMA (cm)
|
HARI
KEDUA (cm)
|
HARI KETIGA (cm)
|
||||||
Akar
|
Batang
|
Daun
|
Akar
|
Batang
|
Daun
|
Akar
|
Batang
|
Daun
|
|
1
|
2
|
3
|
-
|
-
|
2
|
0,5
|
0,5
|
1,5
|
0,5
|
2
|
0,5
|
3
|
-
|
-
|
3
|
0,5
|
1
|
3
|
2
|
3
|
-
|
3,5
|
-
|
-
|
3,5
|
0,3
|
2,5
|
3,5
|
-
|
4
|
-
|
3,5
|
-
|
-
|
3,5
|
0,5
|
-
|
3
|
1
|
5
|
-
|
3
|
-
|
-
|
3
|
0,5
|
2,5
|
3
|
4
|
6
|
-
|
3
|
-
|
-
|
3
|
-
|
-
|
3
|
-
|
7
|
1,5
|
3
|
-
|
-
|
3
|
0,5
|
1,5
|
2,5
|
3,5
|
8
|
0,5
|
3,5
|
-
|
-
|
3,5
|
0,2
|
2
|
3
|
-
|
9
|
0,5
|
2,5
|
-
|
-
|
3
|
1
|
-
|
3
|
1,5
|
10
|
-
|
3
|
-
|
-
|
3
|
0,5
|
-
|
3
|
1
|
11
|
2
|
3
|
-
|
-
|
3,5
|
0,5
|
-
|
3
|
1
|
12
|
2
|
4
|
-
|
-
|
3
|
0,5
|
-
|
1
|
1
|
F.
PEMBAHASAN
Dari
hasil pengamatan yang kami lakukan dapat diketahui bahwa efek cahaya berpengaruh
pada pertumbuhan, tetapi daun dapat tumbuh pada sebagian kecambah. Itu disebabkan karena
kurangnya air yang menyerap kedalam badan atau akar kecambah itu, sehingga
menyebabkan akar dari kecambah itu tidak tumbuh, dan daun juga tidak tumbuh
pada sebagian kecambah. Tetapi pada hari ketiga dilihat sebagian dari kecambah
ada yang tumbuh akar dan daunnya memanjang. Meskipun sebagian dari kecambah ada
yang mati. Selain daun dan akar yg tidak tumbuh disini juga kami melihat bahwa
sebagian dari kecambah tersebut ada yang memendek, proses pemendekan batang
tersebut adalah disebabkan karena kurangnya hormon auksin yang berada dalam
kecambah tersebut. Dimana hormon auksin tersebut merupakan hormon yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan panjang pada tumbuhan. Hormone auksin ini juga berfungsi membantu
dalam proses mempercepat perkecambahan. Bila cahaya yang datang dari atas
tumbuhan, maka tumbuhan akan tumbuh tegak ke atas. Gerak tropisme yang lainnya
adalah gerak tumbuh akar yang dipengaruhi oleh ketersediaan air. Biasanya akar
tumbuh lurus kearah bawah untuk memperoleh air dari dalam tanah. Akan tetapi,
jika pada arah ini tidak terdapat cukup air, maka akar tumbuh membelok ke arah
yang cukup air.
Gerak
taksis ini biasanya terjadi pada tumbuhan tingkat rendah. Ditinjau dari sumber
rangsangannya dipengaruhi oleh fototaksis. Yaitu gerak taksis yang disebabkan
oleh adanya rangsangan berupa cahaya. Gerak taksis yang terjadi pada
pertumbuhan kecambah ini yaitu tetap. Dimana dalam pertumbuhan kecambah ini
tidak ada pergerakan taksis.
G.
PERTANYAAN
1.
Jelaskan pengaruh auksin pada
fototropisme dan geotropisme!
Jawaban
:
Auksin
yang terdapat pada tumbuhan khususnya kecambah tersebut dalam keadaan
geotropisme, bila tanaman diletakkan secara horizontal, maka akumulasi auksin
akan berada di bagian bawah. Hal ini menunjukkan adanya transportasi auksin ke
arah bawah sebagai akibat dari pengaruh geotropisme. Dapat dikatakan bahwa
auksin yang terkumpul di bagian bawah memperlihatkan lebih banyak dibanding
dengan bagian atas. Dengan adanya gravitasi maka letak bahan yang bersifat cair
akan berada di atas, sedangkan bahan yang bersifat padat berada di bagian
bawah. Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka
pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi
sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat
cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan
ujung tanaman tersebut akan cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang
disebut fototropisme.
2.
Apa yang membedakan gerak
tropisme dan gerak taksis?
Jawaban
:
Tropisme
merupakan salah satu gerakan paratonik, gerakan ini terjadi pada sebagian dari
tumbuhan (akar dan batang), yang disebabkan
adanya rangsang dari arah gerak ditentukan oleh arah rangsang. Gerak taksis
merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh tumbuhan akibat adanya
rangsangan. Jadi perbedaan antara gerak tropisme dengan gerak taksis terdapat
pada pergerakannya, tropisme merupakan gerak patonik dan arah gerak yang
ditentukan oleh rangsang, sedang gerak taksis gerak perpindahan tempat.
H.
KESIMPULAN
Jadi
dari hasil penggamatan yang telah diilakukan, dapat dilihat bahwa fototropisme
dan geotropisme berpengaruh pada tumbuhan, khususnya pada kecambah. Dimana
geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi. Dan
fototroisme merupakan proses tumbuh karena pengaruh rangsang dari lua. Serta
dipengaruhi oleh hormone auksin yang berfungsi mempercepat proses pertumbuhan
akar maupun batang, tetapi bila hormone auksin yang tinggi akan mengakibatkan
perkembangan sel-sel batang tetapi menghambat pertumbuhan sel-sel akar.
DAFTAR
PUSTAKA
Prawiranata, W. 1991. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Bogor: Departemen Botani Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
0 komentar:
Post a Comment