Monday, August 15, 2016

Pengobatan alternatif adalah salah satu jenis pengobatan non-konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventive, kuratif & rehabilitatif yg diperoleh mealui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tetapi belum diterima dalam kedokteran konvensional.
Akhir-akhir ini sedang marak pengobatan alternative di masyarakat. Bahkan tidak sedikit dari masyarakat kita yang lebih mempercayai pengobatan alternative yang tidak memiliki basis ilmu kedokteran dibandingkan dengan berobat ke dokter yang jelas-jelas memiliki ilmu tentang penyakit dan terapi yang logis. Padahal tidak semua pengobatan alternative memiliki ijin yang sah dari kementrian kesehatan.

WESTERN MEDICINE
Western Medicine atau conventional medicine adalah  metoda atau cara pengobatan yang dilakukan oleh dokter didasarkan atas hasil survey atau penelitian (evidence based medicine). Pengobatan komplementar tradisional alternatif adalah salah satu jenis pengobatan non-konvensional yang ditujukkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat  meliputi upaya promotif, preventive, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tetapi belum diterima dalam kedokteran konvensional. 

DOKTER VS PENGOBATAN ALTERNATIF
Dokter sebuah profesi kesehatan yang menuntut ketelitian dan kejelian dalam pekerjaanya dikarenakan berhubungan dengan hidup mati seseorang yang menjadi pasiennya. Oleh karenanya sebagai seorang dokter harus bekerja menurut disiplin ilmu, protap dan aturan yang jelas sehingga tidak membahayakan para pasien. Seorang dokter juga berkewajiban memiliki empati dan hati nurani karena pekerjaanya berkaitan erat dengan kemanusiaan. Dokter disumpah untuk membaktikan hidupnya guna kepentingan perikemanusiaan, sehingga selayaknya pekerjaan mereka dituntut untuk lebih mementingkan kepentingan pasien daripada kepentingan pribadi.
Untuk menjadi seorang dokter dibutuhkan waktu tempuh pendidikan yang tidak sebentar. Menjadi dokter umum setidaknya memerlukan waktu 4 tahun untuk belajar teori dan 2 tahun untuk belajar dalam koass (praktek) langsung di rumah sakit dan puskesmas. Belum lagi ditambah untuk menjadi dokter spesialis setidaknya masih harus menjalani pendidikan lagi antara 4-6 tahun lamanya. Sehingga total untuk menjadi dokter spesialis diperlukan waktu tempuh pendidikan minimal 10 tahun. Waktu yang tidak sebentar jika dibandingkan dengan profesi lain yang hanya perlu waktu tempuh pendidikan sekitar 3-5 tahun saja.
Tak hanya itu, setelah dilantik menjadi dokter umum, bukan berarti seorang dokter bisa langsung menjalani praktek, karena dia haruslah lulus terlebih dahulu dalam Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sebagai sarat untuk pengurusan Surat Ijin Praktek (SIP) dokter. Karena tanpa SIP dokter akan dianggap menyelenggarakan praktek kedokteran ilegal. Ujian semacam ini diperlukan untuk menyaring dokter-dokter berkualitas yang akan melayani masyarakat secara langsung.
Begitu sulit dan berlika-liku perjalanan menjadi seorang dokter, mulai dari persaingan saat ujian masuk fakultas kedokteran, biaya pendidikan yang begitu mahal, syarat kelulusan yang tidaklah mudah, kegiatan perkuliahan dan perkoassan yang berat, resiko tertularnya berbagai jenis penyakit karena selalu bersinggungan dengan pasien, hingga harus jauh dari keluarga, anak dan istri karena harus mengabdi untuk bersedia ditempatkan di daerah sangat terpencil di seluruh Indonesia sebagai dokter PTT.
Menjadi sebuah ironi ketika melihat perjalanan menjadi dokter yang begitu sulit, akan tetapi disisi lain saat ini bermunculan banyak pengobatan alternatif baik yang ilegal karena belum memeiliki izin resmi maupun mereka yang  legal karena mengantongi izin dari dinas kesehatan terkait. Beberapa waktu lalu sempat heboh dan bermunculan berbagai iklan tentang klinik pengobatan TCM Tong Fang di Televisi lengkap dengan testimonial pasien mereka yang berhasil disembuhkan, namun belakangan iklan-iklan mereka dianggap menjerumuskan calon pasien.
Pengobatan TCM hanya salah satu contoh maraknya pengobat alternatif di indonesia. Diantara mereka memang ada yang memiliki pendidikan pengobatan TCM ala china akan tetapi banyak juga yang tidak dibekali pendidikan melalui jalur resmi. Selain TCM masih banyak pengobatan alternatif lain yang bermunculan di Indonesia. Diantara pengobatan tersebut memang ada yang terbukti memberikan hasil baik bagi penyembuhan pasien, akan tetapi banyak juga diantara mereka hanya memikikrkan keuntungan semata, tanpa memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien.
Para pengobat herbal selalu berdalih bahwa terapi yang mereka berikan tidak memiliki efek samping yang merugikan karena bersifat alami, hal ini berbeda dengan obat-obatan dokter yang berasal dari zat kimia sehingga memiliki efek samping yang berbahaya untuk tubuh. Pernyataan tersebut tidak benar tapi juga tidak sepenuhnya salah, karena memang benar obat-obatan itu mengandung senyawa kimia akan tetapi tentu saja takaran dosis dan kandungannya disesuaikan bagi kebutuhan manusia, pemberiannya pun juga tidak boleh sembarangan. Ada aturan yang jelas sehingga obat yang diberikan dapat memberikan manfaat bagi pengobatan dan meminimalisisr efek sampingnya.
Lain halnya dengan munculnya berbagai jenis pengobat herbal, dengan ramuan-ramuan ajaibnya yang terkadang justru tidak memiliki label informasi yang jelas mengenai indikasi dan kontraindikasi obat, komposisi obat, tanggal kadaluarsa, petunjuk pemakaian, interaksi dengan obat lain serta informasi lain seputar petunjuk peringatan keamanan dan keselamatan bagi pasien yang akan mengkonsumsi obat-obatan herbal tersebut. Lalu apakah jika begitu masih bisa dibilang jika obat herbal jauh lebih aman ketimbang obat-obatan modern yang sudah jelas baik buruknya bagi kesehatan pasien?
Tidak ada salahnya memang menjadi pengobat alternatif ataupun pengobat herbal. Justru menjadi sebuah solusi untuk bersama meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Akan tetapi yang perlu diperhatikan hendaknya mereka yang mengaku memiliki kemampuan pengobatan tradisional/alternatif dan ingin berpraktek mendirikan klinik ada baiknya benar-benar dibekali basic pendidikan pengobatan yang jelas, agar nantinya tidak mencelakakan pasien mereka. Selain itu dinas kesehatan sebagai instansi yang berwenang memberikan ijin praktek pengobatan juga harus ketat dan tegas dalam menyeleksi dan memberikan ijin praktek pengobat alternatif tersebut.
Fakta dilapangan yang terjadi saat ini justru berkebalikan, banyak dokter yang kesulitan mendapatkan surat ijin praktek karena terbentur ujian kompetensi dokter (UKDI), banyak klinik dokter yang kesulitan mendapatkan ijin karena harus melengkapi semua syarat yang dibutuhkan agar ijin dapat dikeluarkan atau pelaksanaan proses akreditasi rumah sakit yang sangat melelahkan dan menyita waktu, sebagai syarat agar rumah sakit tersebut terus dapat beroperasi. Hal ini sangat berbeda jauh dengan mudahnya seseorang yang mengaku ahli pengobatan alternatif untuk mendapatkan ijin praktek.
Entah apa yang sudah terjadi dalam sistem kesehatan di negara kita, seorang dokter yang begitu susah payah meraih gelar dokter mereka, masih saja dipersulit untuk mengabdikan ilmu mereka bagi peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Sementara mereka para oknum  pengobat alternatif yang belum jelas pendidikan dan pengetahuan seputar pengobatan justru dapat melenggang dengan leluasa untuk memberikan pengobatan pada masyarakat bahkan dengan percaya diri mereka memasang plang papan nama besar, hingga menyebar pamflet, pasang iklan di koran, radio dan TV dengan berbagai janji-janji kesembuhan pengobatan mereka.
Diluar itu semua saya juga meyakini, bahwa tidak ada satupun rekan-rekan sejawat dokter yang merasa kuatir  tersaingi  karena banyaknya bermunculan klinik-klinik pengobatan herbal tersebut. Hal ini terbukit dengan makin ramainya jumlah kunjungan pasien untuk berobat di klinik dokter ataupun dirumah sakit. Justru yang menjadi kekuatiran kami sebenarnya lebih karena makin banyak juga pasien yang datang sudah dalam kondisi parah karena sebelumnya sudah dirawat oleh oknum pengobatan alternatif. Kondisi yang sudah makin parah tersebut tentunya akan mempersulit proses pengobatan secara medis, sehingga pada akhirnya memerlukan waktu lama dan biaya pengobatan yang lebih besar.
Tidak ada salahnya memang menjadi pengobat alternatif, dokter juga bukanlah profesi yang paling hebat dalam hal penyembuhan. Setiap jenis pengobatan adalah usaha manusia, sementara untuk hasil akhir pengobatan itu sendiri Tuhan yang menentukan. Namun setidaknya sebagai manusia yang memiliki akar dan pikiran bisa mempertimbangkan pengobatan yang rasional, bukan pengobatan yang cenderung tidak masuk akal. Banyak diantara para oknum pengobat alternatif yang tidak didukung oleh data dan fakta seputar penyakit yang diderita oleh pasiennya sehingga bisa dibilang pengobatan yang diberikan juga cenderung asal-asalan.
Berbeda dengan seorang dokter, tidak akan mengobati pasiennya semata-mata hanya berdasarkan apa yang dikeluhkan pasien. Tapi dokter akan mencari data objektif lain yang jelas dan valid sehingga mendukung diagnosis dan terapi yang diberikan. Selain anamnesis (wawacancara) seputar keluhan pasien, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang yang diperlukan seperti laboratorium darah, rekam jantung (EKG), pemeriksaan USG dan Radiologi, serta berbagai pemeriksaan lain yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasiennya sehingga dapat diberikan pengobatan yang benar dan efektif.
Untungnya masyarakat kita sekarang sudah cukup cerdas, sehingga tidak mudah terbuju rayuan pengobatan alternatif yang memberikan jani-janji surga bagi kesembuhan pasien. Akan tetepai na’as bagi mereka yang minim informasi banyak yang menjadi korban para oknum tersebut. Penyakit yang sebelumnya bisa dibilang tak begitu parah justru menjadi makin parah, bahkan tak jarang hingga meninggal dunia setelah ditangani oknum pengobat alternatif tersebut. Namun adakah diantara mereka yang menggugat? adakah kasus malpraktik pengobat alternatif yang didokumentasikan dan diberitakan secara besar-besaran dimedia massa? sangat berbeda bukan pemberitaannya ketika ada berita seputar dugaan dan tuduhan malpraktik yang dilakukan oleh dokter.
Pengobatan alternatif itu baik, namun perlu diperhatikan bahwa pengobatan alternatif itu harus benar-benar memiliki basic pendidikan pengobatan yang jelas, agar nantinya tidak mencelakakan pasien. Jadi, pengobatan alternatif ini digunakan apabila pasien sudah mengetahui diagnosis dari dokter terlebih dahulu, agar prinsip dasar dari terapi penyakitnya diketahui oleh pasien sehingga memiliki dasar untuk  memilih pengobatan konvensional ataupun alternatif, sebab pilihan terapi merupakan hak pasien.
Untuk dokter, cukup menginformasikan pasien tentang pilihan terapi yang akan diambil oleh pasien. Pada pasien, sebaiknya lebih mencari informasi yang benar mengenai pengobatan alternatif dan konvensional agar menjadi pasien yang cerdas. Untuk pengobat alternatif, harus memiliki basic pengobatan yang jelas. Khusus untuk  dinas kesehatan sebagai instansi terkait harus ketat dalam memberi izin praktek terhadap pengobat alternatif.

Sunday, August 9, 2015

 

Beberapa waktu lalu, cukup gencar beredar berita mengenai bintang di dunia hiburan yang terlibat dalam dunia prostitusi. Sebagai orangtua, isu ini tentu mengkhawatirkan. Jangan sampai putri kesayangan kita terjerumus dalam lubang gelap ini. Sebenarnya, apa yang membuat para bintang terjerumus dalam dunia tersebut?
Psikolog Ariani L. Mansyur, dalam bukunya berjudul "Wanita dan Gaya Hidup Hedonisme" menjelaskan kebiasaan hidup hura-hura seringkali menjadi penyebab seseorang nekat terjun ke dunia prostitusi, semua demi memenuhi kebutuhan gaya hidup mewah.
Apa itu hedonisme? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hedonisme adalah sebuah perilaku atau pandangan hidup yang menganggap bahwa kenikmatan materi adalah tujuan utama kehidupan. Nah, demi melindungi putra dan putri kita, sebagai orangtua sudah selayaknya kita memberi pemahaman agar mereka terhindar dari hedonisme. Nilai-nilai apa saja yang harus ditanamkan?
1. Dekatkan diri kepada Tuhan
Ajaran agama akan menuntun seseorang ke jalan terang, karena itu didik mereka supaya lebih mendekatkan diri kepada Tuhan supaya tidak mudah tergoda oleh iming-iming kenikmatan sesaat dunia.
2. Hidup sederhana
Kesederhanaan adalah awal kebahagiaan. Karena itu, sejak anak-anak masih kecil, beri pengertian bahwa hidup sederhana bukan berarti selalu kekurangan, melainkan sebuah cara hidup yang bertujuan untuk menjauhkan diri dari sikap tamak dan serakah.
3. Bekerja keras
Anak-anak perlu memahami bahwa untuk bisa tetap bertahan hidup, mereka harus mau bekerja keras. Bekerja adalah sebuah kewajiban karena ketika mereka sudah berumah tangga nanti bekerja juga menjadi bentuk amal ibadah.
4. Tidak konsumtif
Didik mereka supaya mampu memanfaatkan uang dengan bijaksana. Arahkan supaya mereka tidak bersikap konsumtif dan menghambur-hamburkan uanganya untuk berbelanja kebutuhan yang tidak perlu. Ajari juga mereka supaya mampu memilah mana kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.
5. Jangan selalu menuruti keinginannya
Jangan selalu menuruti keinginan buah hati Anda, jika tidak Anda sudah mengajari mereka untuk tumbuh menjadi pribadi yang egois dan manja.
6. Selalu bersyukur
Terkadang kesulitan hidup yang sedang dihadapi dapat membuat seseorang menjadi lebih rendah hati serta penuh syukur. Karenanya, ajari anak-anak untuk selalu bersyukur dengan apa yang sudah dimilikinya.
7. Berhati-hati dalam memilih teman
Tidak semua bisa dijadikan teman. Anak-anak harus mengetahui bahwa pengaruh terbesar dalam kehidupannya banyak berasal dari teman. Karena itu, himbau kepada mereka agar selalu berhati-hati saat memilih teman.
8. Harta benda bukanlah segalanya
Anak-anak perlu mengerti bahwa harta di dunia ini bukanlah segalanya. Bahwa kebahagiaan sejati hanya datang dari nurani yang merasa tenteram dan keluarga yang bahagia.
9. Tidak mudah merasa iri terhadap orang lain
Ajari anak Anda agar tidak mudah merasa iri terhadap orang lain. Iri hati tidak akan pernah mendatangkan sukacita. Karena itu, bila mereka menginginkan sesuatu yang orang lain miliki, anjurkan kepada mereka supaya bekerja dengan keras untuk bisa mendapatkannya.
10. Berikan contoh melalui teladan Anda
Biarkan anak-anak melihat contoh melalui teladan nyata. Karena itu, berikanlah mereka contoh hidup yang bersahaja supaya mereka terdorong untuk melakukan hal yang sama.
Sumber: http://keluarga.com/pengasuhan/agar-anak-tidak-terjebak-gaya-hidup-hedonis
Yuk untuk kita yang nantinya akan menjadi orang tua, kita coba terapkan nilai-nilai ini pada diri kita terlebih dahulu ;) karena menjadi teladan butuh pembiasaan.

Apa yang akan kita lakukan bila kita salah dan disalahkan orang lain? Marah, sedih, diam, menerima? Kebanyakan dari kita pasti membela diri. Meski itu memang salah kita.
Ini terjadi karena pada dasarnya, manusia itu memang suka membela dirinya sendiri. Begitu pula saya. Saya pasti akan membela habis-habisan apa yang menurut saya benar. Manusia tidak mau dirinya terpojok dalam kesalahan. Mereka akan memberontak dan berusaha keluar.
Nah, masalah yang muncul dalam hal perdebatan seperti ini adalah pembenaran siapa yang paling logis, bukan siapa yang benar. Jadi, manusia cenderung subjektif dalam memilih sudut pandang dari suatu permasalahan.
Ini pulalah yang terjadi di Indonesia. Kebanyakan orang-orang negeri ini tetep kekeh dengan apa yang mereka anggap benar. Dengan kata lain, mereka membela pikirannya sendiri tanpa mau membukanya dan memutar sedikit sudut pandangnya.
Padahal esensi dalam perbedaan yang sebenarnya adalah menjunjung tinggi kebenaran, bukan siapa yang paling terlihat benar. Kalau toh memang di antara pihak-pihak tersebut memang benar-benar tidak ada yang benar, paling tidak seharusnya kita bisa mengambil yang mendekati kebenaran dari semua sudut pandang, bukan dari salah satu sudut pandang.
Analoginya seperti ini. Ada beberapa petani cabai, mereka mengeluh harga cabai turun karena berbagai alasan. Namun, bukankah ini justru hal yang postif bagi para konsumen. Mereka beramai-ramai memborong cabai? Pun sebaliknya. Contohnya ketika harga angkot naik, pasti kebanyakan penumpang yang hanya menilai dari sudut pandang mereka sendiri akan marah-marah, nggrundel panjang lebar tentang kenaikan harga angkot ini. Sebaliknya, para sopir angkot justru bahagia karena ada pendapatan lebih.
Manusia sering memandang masalah dari sudut pandang diri mereka sendiri. Termasuk saya. Termasuk pula ketika kita ramai menyalahkan pemerintah tentang masalah ini dan itu tanpa ada saran dan solusi yang bisa kita berikan. Kita juga hanya bisa cenderung menyalahkan tanpa bukti yang valid.
Nah, salah satu alternatif solusi yang bisa dilakukan bila kita belum bisa menjunjung tinggi kebenaran, maka berlapang dada atas perbedaan yang ada itu lebih baik. Rela atas hal yang tidak sesuai dengan diri kita itu lebih menenangkan. Kalau ingin menyampaikan ketidaksetujuannya, ya pelan-pelan disampaikan. Susah memang, namun ini bisa menjaga kerukunan dan mencegah adanya ketersinggungan perasaan satu sama lain.
Pernah sakit hati, kan? Kalau begitu, jangan buat orang lain sakit hati. Kalau kita yang disakiti, ikhlaskan saja. Itu lebih baik.
Marilah, kita sama-sama membela kebenaran bukan pembenaran. Seperti ksatria baja hitam yang selalu membela kebenaran, hehe.
Ditulis oleh: Fadil - simfoninegeri.com
Apa yang benar adalah benar, apa yang salah adalah salah, jangan hanya karena ego mu, hal yang salah kau upayakan agar seolah-olah terlihat benar. Karena orang yang hebat bukan yang tak pernah salah, tetapi ia yang mau mengakui kesalahannya.
 
By synergy human development

Suatu pagi Kang Emil (Ridwan Kamil) mengajak keluarganya keluar dari pendopo menuju alun-alun Bandung. Maksudnya mau bebersih lapangan alun-alun yang pasti kotor sisa acara malam sebelumnya. Dengan semangat '45 kang Emil dan keluarganya memunguti sampah. Dalam hatinya, dia yakin kalau dia lakukan itu, maka ratusan orang masyarakat yang ada di sana akan ikut melakukan hal yang sama. Tapi apa yang terjadi para pemirsa sekalian?
Kang Emil bertepuk sebelah tangan. Bukannya ikut membantu, sebagain besar masyarakat malah menonton sambil berdecak kagum, "hebat ya walikota kita mah rajin banget". Sebagian besar remaja dan ibu-ibu mendekati, tapi bukan untuk membantu, tapi meminta berfoto bersama!
Dari kejadian itu saya mempertanyakan statetmen yang mengatakan bahwa kita krisis keteladanan. Sepertinya kita sekarang tak kurang untuk urusan teladan. Dari buku-buku kisah teladan yang berjilid-jilid, sosok sosok inspiratif Kick Andy yang muncul setiap minggu, hingga pemimpin-pemimpin muda yang bermunculan bak cendawan di musim duren. Yang menjadi masalah bagaimana mendidik masyarakat, warga, dan diri kita untuk meneladaninya.
Keberhasilan Surabaya bukan hanya keteladanan Bu Risma, tapi juga masyarakatnya yang meneladani Bu Risma. Menurut seorang teman, warga Surabaya tak sungkan menegur warga lain yang melanggar aturan lalulintas atau buang sampah sembarangan. Itulah bedanya dengan urang Bandung yang cenderung permisif dan enggan berkonflik. Seharusnya seorang warga harus siap meneladani yang baik jika benar, dan berani menegur jika salah. Baik kepada pemimpin maupun sesama warga.
Tadi sore di lampu merah Asia Afrika, saya melihat mobil di depan saya membuang sampah keluar jendelanya. Dengan reflek saya turun, memungut sampah itu, mengetuk jendela si sopir dan memberikan kembali sampah yang dia buang. Saya melihat expresi kaget dari si sopir. Saya yakin itu pengalaman pertama baginya yang tak akan terlupakan sepanjang hidupnya. Buat saya ini adalah kali keempat melakukan aksi seperti ini. Saya pernah memungut bungkus makanan dan memberikannya lagi pada penumpang minibus yang membuangnya. Di kesempatan lain saya juga pernah menyalip dan memberi peringatan pada seorang ibu yang membuang tisu ke luar jendela. Mirisnya lagi, di mobil itu ada anak-anak sekolah, yang pasti menyaksikan ibunya membuang sampah sembarangan. Tetapi yang paling keren adalah ketika saya memberikan kembali botol air mineral yang dibuang seorang pengendara mobil sedan mewah yang keren. Tak habis pikir, mobil mewah dikendarai pengemudi yang payah.
Saat pertama kali melakukan itu, saya merasa lega dan sukses. Sebab telah ratusan kali saya menyaksikan hal serupa. Tetapi selalu gagal mengalahkan rasa malu, malas dan tidak peduli. Sebagai orang Sunda yang enggan berkonflik, kadang orang sekitar pun menganjurkan, "sudahlah biarin dairpada ribut". Tetapi semakin sering melakukan ini, semakin muncul keberanian. Bahkan saya melakukannya secara demonstratif, tak peduli ini akan dianggap riya. Saya sengaja agar putra putri saya, istri saya dan orang orang di jalan melihat bahwa kita harus mendidik diri kita dan sesama warga.
Masalah warga bukan hanya ketidakdisiplinan di jalan, tapi ketidakjujuran di rumah dan di sekolah. Saat pemerintah Kota Bandung beritikad baik membantu siswa miskin agar mampu mengakses pendidikan, ribuan warga yang bukan miskin berbohong berjamaah mengaku miskin. Dari penyelidikan polisi, salah satu pemalsu SKTM itu adalah seorang notaris bermobil Alphard. Bayangkan, seorang ayah dan ibu (dan pasti diketahui anaknya juga) dari keluarga kaya, bersepakat membuat surat keterangan miskin demi masuk sekolah negeri. Dan itu bukan satu dua, tapi ratusan bahkan ribuan. Akan seperti apa kira-kira masa depan kota ini, jika ribuan warganya ternyata berbohong berjamaah.
Kita punya problem dengan pemimpin-pemimpin yang korup. Tapi problem yang sama juga ada di warga. Pelatihan kepemimpinan diperlukan untuk melahirkan para pemimpin yang bisa jadi teladan. Tapi sepertinya kita juga perlu pelatihan kedipimpinan untuk melahirkan warga yang mampu meneladani.

Ditulis oleh: @irfanamalee
Co-Writer Buku "Mengubah Dunia Bareng-Bareng" Biografi @ridwankamil.
 
By synergy human development

Media, kian hari menjadi kian besar dampaknya, pihak mana yang memegang media, maka ia seakan bisa memegang kendali, mengapa demikian?
Media adalah sumber informasi, terlebih di dunia yang serba digital, persebaran informasi dari sebuah media menjadi sangat cepat dan luas, dan ketika masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, maka opini mereka bisa diarahkan, dibuat sama dengan apa yang diinginkan oleh mereka pemilik kepentingan.
Bila pihak yang bertentangan bersalah, maka diberitakan dengan 'bangga'-nya, seakan-akan menjadi berita yang trending, sementara ketika internal melakukan kesalahan 'gajah di pelupuk mata' menjadi tak terlihat.
Masih ingat tentang 'si biru' dan 'si merah' saat pemilu lalu? Itu hanyalah contoh kecil, perfilman Hollywood, keorganisasian Internasional, adalah salah satu pembentuk opini masyarakat dalam skala yang lebih besar dan lebih modern.
Maka untuk kita semua para pemuda, janganlah mudah percaya dengan media, jangan begitu mudah percaya dengan informasi yang kita terima, carilah referensi lain dari sebuah informasi, mari kembali bersama-sama kritisi.
Ya! Termasuk apa yang diberikan melalui blog ini, KRITISI!

By synergy human development

Aybsth. Powered by Blogger.