Kulit
atau cutaneus membrane atau integument menutup permukaan luar tubuh dan
merupakan organ yang memiliki berat dan struktur terbesar. Berat dari seluruh
kulit suatu individu itu bisa mencapai 16 % dari berat badan.
Kulit secara umum
terdiri dari 2 lapisan utama:
1. Epidermis : lapisan permukaan yang tersusun dari jaringan
epitel squamous stratified
keratinized.
2. Dermis : terdiri dari jaringan ikat, jaringan
lemak, jaringan otot dan beberapa fiber
yang mengikat lapisan dermis dengan lapisan
subkutan di bawahnya.
Lapisan
subkutan itu merupakan lapisan yang paling bawah dari struktur kulit. Pada
lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah yang menyuplai nutrisi bagi
lapisan epidermis, nerve (saraf) Pacinian corpuscle yang akan merespond suatu
impuls saraf berupa sentuhan.
EPIDERMIS
Lapisan epidermis merupakan
lapisan yang letaknya paling dekat dengan permukaan dan bernteraksi langsung
dengan permukaan. Epidermis tersusun atas jaringan epitel squamous stratified
keratinized yang terdiri dari sel-sel berbentuk gepeng pada lapisan permukaan
dan sel-sel yang berbentuk cuboid pada lapisan dasar. Lapisan epidermis tidak
memiliki pembuluh darah .Lapisan epidermis disusun oleh 4 jenis sel utama:
1.
Keratinocyte
Keratinocyte merupakan sel
epitel yang mengandung protein fiber keratin dan terdapat dalam jumlah yang
paling banyak pada lapisan epidermis. Protein keratin ini berfungsi
sebagai pelindung kulit dari mikroba,
panas dan zat-zat kimia berbahaya. Keratinocyte ini menghasilkan lamellar
granules yang berfungsi sebagai sawar yang mencegah adanya evaporasi cairan
dari dalam sel (mencegah dehidrasi), dan juga masukya substansi dan cairan dari
luar.
2.
Melanocyte
Melanocyte merupakan sel yang
mengandung protein melanin yang berfungsi sebagai pigmen kulit dan juga
melindungi kulit dari bahaya sinar UV.
3.
Langerhans
cell
Langerhans cell memiliki fungsi
sebagai sistem imun. Langerhans cell ini akan teraktivasi ketika adanya
kerusakan dari jaringan epitel. Langerhans cell akan bekerja sama dengan
leukosit sebagai protector tubuh ketika terjadi suatu kerusakan jaringan.
4.
Merkel
cell.
Merkel cell merupakan suatu sel
saraf yang terletak di lapisan dasar epidermis dan berfungsi untuk merespond
suatu impuls saraf berupa sentuhan. merkel cell akan berpasangan dengan merkel
disc yang terletak di lapisan dermis dalam menyampaikan impuls saraf yang
diterima ke sistem saraf pusat.
Lapisan
epidermis memiliki 5 lapisan penyusun yang berurutan dari lapisan yang paling
dasar hingga ke lapisan yang paling dekat dengan permukaan:
a)
Stratum
Basale (Stratum Germinativum).
Stratum basale merupakan suatu
lapisan epidermis yang terletak paling dasar epidermis. Ciri khas dari lapisan
ini adalah terdiri dari keratinocytes berbentuk cuboid yang merupakan stem cell
(sel induk) yang mengalami pembelahan sel (mitosis) secara terus menerus dan
menghasilkan keratinocytes yang baru.
Lapisan ini memiliki
sitoskeleton berupa intermediet filamen yang disebut dengan tonofilamen.
Tonofilamen ini akan menghubungkan satu sel keratinocyte dengan keratinocyte
lainnya sehingga terjadi pertukaran informasi antar sel. Tonofilamen ini juga
akan menyusun hemidesmosome yang menghubungkan antara lapisan dasar stratum
basale dengan lapisan dermis. Pada lapisan ini terdapat pula melanocyte yang
akan menyebarkan protein-protein melanin pada lapisan epidermis untuk pigmen
warna kulit. Selain itu juga terdapat merkel cell pada stratum basale yang
berikatan dengan merkel disc pada lapisan dermis sebagai respond impuls saraf
berupa sentuhan.
b)
Stratum
Spinosum
Stratum spinosum merupakan lapisan
kedua dari lapisandasar epidermis. Pada lpisan ini terdiri dari keratynocyte
berbentuk cuboid dan squamous. Langerhans cell pada lapisan ini berfungsi aktif
dalam menangani adanya kerusakan jaringan. Sel- sel Keratinocyte pada lapisan
ini terikat sangat kuat dengan tonofilamen pada desmosome, sehingga memberikan
struktur seperti duri-duri dan berfungsi untuk mencegah abrasi serta menjaga
fleksibilitas pada kulit.
Pada eberapa daerah tubuh yang
sering mengalami gesekan dan juga tekanan memiliki lapisan spinosum yang lebih
tebal, seperti pada telapak tangan dan telapak kaki. Pada lapisan ini juga
masih terlihat aktifitas mitosis, dimana aktifitas mitosis ini hanya terjadi
pada lapisan stratum basale dan stratum spinosum yang memiliki sel-sel induk, oleh
karena itu stratum basale dan stratum spinosum disebut juga dengan stratum
malpighi.
c)
stratum
granulosum.
Stratum granulosum terdiri dari
keratinocytes squamous yang memiliki protein keratohialin. Lapisan ini ditandai
dengan adanya proses apoptosis dari keratinocytes. Apoptosis ini diawali dengan
pemecahan dari inti sel keratinocytes, dilanjutkan dengandegenrasi dari
organel-organel lain sehingga mengakibatkan tonofilamen menjadi tidak
berikatan. Keratiohialin akan mengubah tonofilamen menjadi lamellar granulles
yang berfungsi sebagai sawar atau saringan untuk mencegah terjadinya evaporasi
cairandan juga masuknya suatu substansi atau cairan lain dari luar tubuh
d)
Stratum
Lucidum
Stratum Lucidum biasanya hanya
terdapat pada bagian-bagian permukaan tubuh yang sering mengalami gesekan dan
tekanan,seperti pada ujung jari, telapak tangan dan telapak kaki. Stratum
lucidum ini terdiri dari keratinosit
squamous yang sangat padat dan berimpitan. Keratinocyte mengandung banyak sekali
keratin dan membran plasma tebal. Pada lapisan ini organel dan inti tidak
tampak lagi.
e)
Stratum
Corneum
Stratum corneum merupakan
lapisan yang paling dekat dengan permukaan (lapisan atas dari epidermis) dan
terdiri dari keratinocyte squamous yang sudah mati dan dilepaskan secara terus
menerus ke permukaan stratum Corneum
Tersusun atas banyak sekali
keratin yang berfungsi untuk mencegah masuknya bakteri, zat-zat kimia dan panas
yang berlebih pada kulit. Di antara sel terdapat lipid dan lamellar granules
yang berfungsi sebagai sawar yang mencegah evaporasi cairan kulit. Keratin dari
keratinocyte yang mengering dan akan dikeluarkan ke permukaan stratum korneum
dinamakan scale.
Keratinization
dan Pertumbuhan pada Epidermis.
Sel-sel epitel atau
keratinocyte yang telah mati akan dilepaskan ke permukaan stratum corneum. Hal
ini mengakibatkan keratinocyte yang ada di lamina basale melakukan pembelahan
sel (mitosis) untuk menghasilkan keratonicyte baru yang menggantikan
keratinocyte yang lama atau yang telah mati. Epidermis merupakan jaringan epitel
dan tidak memiliki pembuluh darah sehingga sel induk dan keratinocytes baru ini
mendapatkan nutrisi dari pembuluh-pembuluh darah yang ada pada lapisan
dermis.
Molekul nutrisi akan mengalir
dalam pembuluh darah pada subkutan kemudian dialirkan ke pembuluh darah pada
dermis. Nutrisi ini akan berdifusi ke jaringan epitel melalui suatu hubungan
antar tonjolan-tonjolan berisi kapiler darah yang ada di permukaan atas lapisan
dermis (dermal papillae) dengan tonjolan-tonjolan yang ada permukaan bawah
epidermis (epidermal ridges). Setelah
nutrisi ini berdifusi ke lapisan epidermis, nutrisi ini akan disebarkan melalui
tonofilamen yang menghubungkan antara keratynocte dengan keratynocyte lainnya.
Sehingga seluruh keratinocyte pada epidermis mendapatkan nutrisi yang memiliki
kuantitas yang berbeda antar satu sama lain tergantung pada lapisan dimana
keratinocyte itu berada.
Pada stratum basale,
keratinocyte-nya mendapatkan banyak sekali nutrisi dibandingkan dengan
keratynocyte yang ada di permukaan epidermis. Keratynocyte baru akan terdorong
bergerak ke lapisan permukaan yang nantinya akan menggantikan keratynocyte yang
sudah mati. Dalam pergerakannya ke arah permukaan, keratinocyte ini
mengakumulasikan keratin dalam jumlah yang banyak yang disebut dengan
keratinization. Keratinocyte yang semakin jauh dari lapisan dasar epidermis
juuga akn mendapatkan nutrisi yang semakin sedikit, karena letaknya semakin
menjauhi pembuluh darah sehingga keratinocyte ini akan mengalami apoptosis dan
mengakumulasikan keratin di bagian permukaan epidermis sebagai protektor kulit.
DERMIS
Dermis
merupakan lapisan yang terletak lebih dalam dari lapisan epidermis. Lapisan ini
terdiri dari jaringan ikat yang sangat kuat, tersusun atas protein fiber
elastin dan kolagen yang memberikan keelastisitasan pada kulit. Sel-sel yang
terlihat pada jaringan ikat antara lain adalah fibroblast, makrofag, dan
sedikit sel adiposa karena lapisan dermis terletak di atas lapisan subkutan.
Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, saraf, kelenjar-kelenjar, dan
folikel rambut.
Dermis
memiliki peranan yang sangat penting bagi pertahanan epidermis dengan membentuk
suatu struktur dan fungsi yang saling berkaitan. Lapisan dermis terdiri dari 2
bagian :
1.
Pappilary
region
Papillary region terdiri dari
jaringan ikat longgar yang mengandung sedikit protein kolagen dan elastin.
Permukaan atas papillary region membentuk tonjolan-tonjolan kecil yang disebut
dengan dermal papillae. dermal papillae ini berikatan dengan permukaan bawah
epidermis berupa tonjolan yang disebut dengan epidermal ridges untuk memberikan
nutrisi pada epidermis. Dalam region ini terdapat pula reseptor sentuhan yang
disebut dengan Meissner Corpuscle atau corpuscle of touch, reseptor nyeri yaitu
ujung-ujung saraf bebas, reseptor panas yaitu Ruffini , dan reseptor dingin
yaitu adalah crause.
2.
Reticular
region.
Reticular region berikatan
dengan lapisan subkutan yang ada di bawahnya, terdiri dari jaringan ikat padat
ireguler yang mengandung fibroblast, kolagen dan beberapa elastic fibers. Pada
lapisan ini kolagen reticular region memiliki struktur menyerupai jala, lapisan
ini terdiri dari beberapa sel lemak, folikel rambut, saraf, kelenjar
sebbaceous(minyak) dan kelenjar sudoriferous(keringat). Fiber dan kolagen pada
reticular region membuat kulit memiliki sifat yang fleksibel,
elasticity(kemampuan elastis) dan ekstensibility(kemampuan penegangaan dan
peregangan).
Pada
permukaan kulit telapak tangan, telapak kaki dan jari terdapat suatu lekukan
(garis) yang memiliki pola loops(lekukan) dan whorls(bergelombang) di bagian
jari. Epidermal ridges yang terdapat ada permukaan bawah lapisan epidermis
berfungsi sebagai pori-pori keringat yang akan membentuk suatu fingerprint
(sidik jari) yang dimiliki setiap orang dengan pola yang berbeda.
KELENJAR
KULIT
a)
Sebaceous
Gland.
Kelenjar ini memiliki struktur
epitel sekresi simple branched acinar ganda. Kelenjar ini biasanya langsung
berhubungan dengan folikel rambut . Minyak atau sebum yang disekresikan oleh
kelenjar ini tersusun atas trygliserida, cholestrol, protein dan garam
anorganik. Sebum melapisi permukaan rambut untuk menjaga kekeringan ,
kerusakan, kelembutan kulit dan mencegah pertumbuhan bakteri pada kulit.
b)
Sudoriferous
Glands
Kelenjar
ini menghasilkan keringat yang nanti akan dikeluarkan melalui folikel rambut
atau melalui pori-pori kulit. Sudoriferous gland ini terdiri dari
eccrine(merocrine) sudoriferous gland dan apocrine sodoriferous gland.
1.
Eccrine atau Merocrine sudoriferous gland
Epitel kelenjar yang memiliki
bentuk simple tubular bergelung yang terletak di lapisan dermis bagian dalam
dan beberapa terdapat di lapisan subkutan. Memiliki jumlahnya yang lebih banyak
dari apocrine glands. Saluran eksretorinya melalui dermis-epidermis-pori-pori
kulit. Keringat yang diproduksi oleh Merocrine gland yaitu air, ion ( Na+, dan
Cl-), urea, uric acid, ammonia, asam amino,glukosa dan asam laktat. Merocrine
glands ini berfungsi untuk mengatur temperatur tubuh dan menjaganya dalam
keadaan normal.
Pengeluaran keringat ketika Thermoregulating
akan dimulai dari pengeluaran keringat dari kulit kepala, pengeluaran keringat
di bagian tubuh dan terakhir di telapak tangan dan kaki.
Proses pengeluaran keringat
a.
Insensible perspiration : penguapan air dari tubuh yang lembab (seperti kulit dan saluran
respirasi) yang tidak disebabkan oleh aktivitras kelenjar skeresi.
b.
Sensible perpiration : penguapan air dari permukaan tubuh yang diakibatkan oleh sekresi
kelenjar keringat.
Pengeluaran keringat yang dilakukan akibat dari pengaruh
emos/ keringat dingin. Sangat berbeda dengan pengeluaran keringat pada
thermoregulating. Pada saat pengeluaran keringat di bawah tekanan mental ,
pengeluaran keringat diawali di telapak tangan, telapak kaki, axillae.
Merocrine aktif sejak lahir.
2.
Apocrine Sudoriferous Glands
Kelenjar ini juga memiliki
bentuk simple tubular bergelung yang berukuran lebih besar dan terdapat di
ketiak, areola dan anus pada lapisan dermis dan hipodermis serta duktusnya
bermuara ke folikel rambut.
Apocrine aweat glands ini
memiliki sekresi yang berbau khas yang diakibatkan oleh aktivitas metabolik
bakteri pada permukaan kulit. Apocrine mulai aktif ketika sudah puberitas.
Apcrine menghasilkan keringat ketika dalam keadaan tertekan (nervous) atau
ketika melakukan sex execitement , tidak terikat pada thermoregulation.
3.
Ceruminous Glands
Ceruminous glands merupakan
modifikasi dari kelenjar keringat di telinga bagian luar yang memproduksi
cairan lilin di lapisan subkutan dan mengeluarkannya ke saluran auditori atau
masuk ke dalam sebacceous glands. Kombinasi hasil sekresi sebacceous dan
cerumenous akan menghasilkan material kuning yang disebut dengan cerumen.
Cerumen berfungsi sebagai sawar yang mencegah masuknya bacteri dan jamur.
FUNGSI
KULIT
a)
Thermoregulation.
Kulit dapat berperan serta dalam pengaturan
temperature tubuh dengan dua cara , yaitu pengeluaran keringat dan pengaturan
aliran pada pembuluh darah yang ada di dermis.
Dalam keadaan temperature tubuh tinggi,
merocrine sweat gland akan menghasilkan keringat yang dikeluarkan ke pori-pori
permukaan epidermis. Sehingga suhu tubuh dapat turun. Selain itu terdapat pula
pelebaran dari pembuluh darah yang ada di dermis sehingga volume darah yang
mengalir akan semakin banyak dan menghasilkan jumlah yang lebih besar dari
pengeluaran keringat.
Dalam keadaan suhu tubuh rendah, kelenjar
merocrine tidak akan emnghasilkan keringat, merocrine akan mempertahankan suhu
tubuh agar tetap hangat. Pembuluh-pembuluh darah dalam lapisan drmisakan
menyempit sehingga volume darah yang mengalir akan sedikit dan suhu tubuh akan
menjadi normal.
b)
Blood Reservoir
Dermis merupakan tempat bagi pembuluh darah yang
membawa aliran darah pada tubuh.
c)
Protection
Epidermis mengandung keratin yang berfungsi
untuk melapisi kulit untuk melindungi jaringan kulit dari microba, abrasi,
panas dan zat-zat kimia berbahaya. Terdapat juga lipid yang akan membentuk
lamellar granules yang berfungsi untuk memperlambat pengeluaran air dari
permukaan kulit, menghindari dehidrasi dan mencegah masuknya cariran dan
substansi asing ke dalam kulit. Sebum (minyak) berfungsi untuk menjaga
kelembaban kulit agar tidak kering dan membunuh bakteri yang ada di permukaan
kulit. Pigmen melanin pada melancyte, selain untuk memberikan warna pada kulit
akan melindungi kulit dari bahaya sinar UV.
Kulit juga memiliki sel-sel yang berperan dalam
sistem imun yaitu adalah Langerhans Cells.
d)
Cutaneous Sensation
Pada
lapisan kulit terdapat beberapa reseptor rangsang terhadap impuls-impuls
yang berbeda. Sensori yang terdapat di kulit meliputi tactile sensational,
sentuhan tekanan, nyeri, panas dan dingin.
e)
Excretion and Absorption.
Sebagai pengekskresi, epitel akan mengeluarkan
keringat dan minyak sebagai usha untuk mengembalikan suhu tbuh normal dan
memberikan kelembapan pada kulit.
Sebagai absorption, lapisan kulit akan
mengabsorp lemak yang nantinya akan digunakan untuk melarutkan vitamin
A,D,E,dan K
f)
Synthesis Vit D
Kulit memiliki precursor dari calciferol yang
akan mengaktivasi pro vit D menjadi vit D. pada awalnya precursor pada kulit
berupa &-dehydrocalciferol akan diaktivasi oleh sinar UV, yang kemudian
calciferol ini akan mengaktifkan provit D menjadi vit D.