Friday, January 24, 2014

Nutritional Status Assessment
Status nutrisi adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur nutrisi ataupun gizi seseorang. Cara mengukur status nutrisi seseorang dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu :
1. Historycal information
Historical infornmation ini mengukur status nutrisi berdasarkan data atau riwayat hidupnya, yang meliputi :
-         Riwayat kesehatannya
-         Sosial ekonomi ( penghasilan dan budaya )
-         Penggunaan obat-obatan
-         Food intake yang meliputi malnutrisi

2. Anthropometric measurement
Pengukuran anthropometric ini mengukur :
-         Tinggi badan
-         Berat badan
-         Lipatan lemak pada kulit

3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik ini bisa dilakukan unuutuk mengukur nutrisi seseorang contohnya seperti mata, lidah, kuku, dan rambut.

4. Biochemical analysis
Biokimia analisis ini atau pemeriksaan laboratory, dapat memberikan pengukuran yang konkrit terhadap apa saja yang ada di tubuh kita. Pemeriksaan laboratory ini dilakukan dengan  pemerksaan urinr, darah yang mengandung nutrisi, enzim, dan metabolit yang mencerminkan status nutrisi seseorang.

Pada kegiatan lab ini, pemeriksaan status nutrisi menggunakan anthropometric measurement dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lipatan lemak pada kulit.

Cara pengukuran tinggi badan :
Pada dewasa menggunakan alat yang disebut microtoa, sebelum pengukuran pasien tidak mengenakan alas kaki. dimana cara mengukur yang benar yaitu kepala, pundak, bokong, dan tumit menepel pada dinding dengan dagu tegak  pandangan lurus kedepan. Microtoa tersebut yang sebelumnya dilakukan kalibrasi harus tegak lurus dengan kepala kita. Barulah tullis hasil pengukuran denngan ketelitian dua angka dibelakang koma.

Cara pengukuran berat badan :
Pertama dianjurkan tidak menggunakan alas kaki dan pakaian seminimal mungkin. Cara mengukur berat badan ini bisa digunakan dengan dua alat alat, pertama bathroom scale dan beam balance scale. Yang paling efektif beam balance dan electronic scale.

Cara pengukuran lipitan lemak pada kulit :
Menggunakan alat yang disebut lange caliper.
-         Pertama alat dikalibrasi lebih dahulu
-         Lengan dalam keadaan fleksi
-         Cubit bagian bagian lengan atas, sambil lengan digerekan ekstensi agar otot tidak terbawa.
-         Letakkan lange caliper, lihat hasil dengan ketelitian dua angka dibelakang koma
-       Lakukan sebanyak tiga kali pengukuran dengan orang yang berbeda dan objek yang sama, dan hitung rata-rata dari ketiga pengukuran.

Cara pengukuran waist sircum conference :
Waist sircum conference ini merupukan klasifikasi BMI berdasarkan WHO. Dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung tulabg rusuk, dan umbilicus, kemudian dibagi dua dan diberikan tanda, barulah diukur maenggunakan pita ukur.

Dimulai dengan pengukuran BMI pada kelompok masing-masing :
Putri adinie esca
BB   = 57 kg
TB   = 159 cm
BMI = 22,5
-         
            Ayi abdul basith
BB   = 80 kg
TB   = 175,7 cm
BMI = 25,9
-         
      Hilman triyadi kusumah
BB   = 77 kg
TB   = 175 cm
BMI = 25,1

Klasifikasi
BMI
Risk of co-morbidities
Waist circumference
< 90 cm (men)
>90 cm (men)
< 80 cm (women)
>80 cm (women)
Under weight
< 18,5
Low ( but increased of other clinical problem )
average
Normal
18,5 – 22,9
Average
Increased
Over weight
>23


At risk
23-24,9
Increased
Moderate
Obese I
25-29,9
Moderate
Severe
Obese II
>30
Severe
Very severe

Hasil pengukuran :

Nama
BB
TB
BMI
WC
SFF
FBM
Kolesterol
HC
WHR
Ayi
80
175,7
26,1
91
18
24,8
153
100,5
0,90
Hilman
77
175
25,1
83
26,2
25,6
116
97
0,85
Putri
57
159
23,1
69
19,6
34,6
106
97,5
0,70
Pengukuran kolesterol dengan prinsip biokimia laboratory :
       1)       Sterilkan jari dengan menggunakan alkohol
      2)     Cholesterol meter dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan stripe
      3)       Blood lancet ditusukan ke dalam jari
      4)     Darah yang keluar ditempelkan ke dalam stripe dan lihat hasil di cholesterol meter
    
Pemeriksaan Kolesterol Secara Laboratory :


BLANKO
STANDAR
SAMPLE
REAGEN
1000 µL
1000 µL
1000 µL
AQUADES
10 µL
-
-
STANDAR
-
10 µL
-
SAMPLE
-
-
10 µL

Amati 20 menit

Suhu 20 - 25˚ C dan absorbansi pada 546 nm

Dimasukkan sesuai dengan diatas ke dalam kuvet.
Setelah itu bagian atas kuvet di tutup menggunakan parafilm.
Lalu di diamkan selama 20 menit pada suhu 20-25˚C
Lalu di absorbansi pada 546 nm. Satu per-satu.

Dicacat hasil dari absorbansi tersebut.
Blanko                    = 0,082
Standar                  = 0,814 – blanko     = 0,732
Sample                   = 0,442 – blanko    = 0,360

Absorban sample
X Standar (200 mg/dm) =
0,360
X 200 mg/dm = 98,36 (normal)
Absorban standar
0, 732




0 komentar:

Post a Comment

Aybsth. Powered by Blogger.