Transportasi molekul, zat atau
partikel melintasi membran plasma sangat penting untuk kehidupan sel. Zat
tertentu harus pindah ke dalam sel untuk mendukung reaksi metabolik. Zat lain
yang telah diproduksi oleh sel akan diekspor atau limbah sebagai produk seluler
harus bergerak keluar dari sel.
Zat umumnya bergerak melintasi
membran selular melalui proses transportasi yang dapat diklasifikasikan sebagai
pasif atau aktif, tergantung apakah mereka memerlukan energi atau tidak. Dalam
transport pasif, zat bergerak menuruni gradien untuk menyeberangi membran hanya
menggunakan energi kinetik sendiri. Energi kinetik adalah intrinsik untuk
partikel yang bergerak. Contohnya adalah difusi sederhana (simple diffusion).
Dalam proses yang aktif, energi sel digunakan untuk menggerakkan substansi
menaiki atau bergerak melawan konsentrasi atau gradien listrik. Energi selular
yang digunakan biasanya dalam bentuk ATP. Contohnya termasuk endositosis, di
mana vesikel terlepas dari membran plasma sambil membawa bahan ke dalam sel,
dan eksositosis, penggabungan vesikel dengan membran plasma untuk melepaskan
substansi, zat, atau partikel dari sel.
A.
TRANSPORT
PASIF
Transport pasif merupakan suatu
perpindahan molekul berdasarkan perbedaan gradien konsentrasinya, yaitu molekul
berpindah dari konsentrasinya yang tinggi ke konsentrasi rendah (sesuai dengan
gradient konsentrasi) melalui lapisan lipid bilayer, channel protein (saluran
protein) ataupun carrier protein (protein pembawa) dan tidak ada energi
metabolik yang terlibat. Transport Pasif meliputi transport difusi (simple),
difusi difasilitasi, dan osmosis.
A.1
DIFUSI
Difusi ini adalah transport
membran yang paling sederhana, yang dikenal dengan simple diffusion, merupakan
proses pasif di mana zat bergerak bebas melalui lapisan ganda lipid dari
membran plasma sel tanpa bantuan protein transport membran, bergerak melintasi
membran dengan sederhana atau secara langsung.
Zat terlarut yang dapat
berdifusi ada yang berupa zat nonpolar dan polar. Nonpolar, molekul hidrofobik
bergerak melintasi bilayer lipid melalui proses difusi sederhana. Molekul
tersebut termasuk oksigen, karbon dioksida, dan gas nitrogen, asam lemak,
steroid, dan vitamin larut lemak (A, D, E, dan K). Polar molekul seperti air,
urea, dan alkohol kecil juga melewati melalui bilayer lipid dengan difusi
sederhana.
Difusi ini penting dalam
pergerakan oksigen dan karbon dioksida antara sel-sel darah dan tubuh, dan
antara darah dan udara dalam paru-paru saat bernafas. Ini juga merupakan rute
untuk penyerapan beberapa nutrisi dan ekskresi beberapa limbah oleh sel-sel
tubuh.
Prinsip Difusi
Difusi atau diffusion
(di-FU-zhun; diffus- penyebaran) adalah proses pasif di mana pencampuran acak
partikel dalam larutan terjadi karena energi kinetik partikel. Dimana larutan
mengandung zat terlarut dan pelarut, difusi ini perpindahan atau pergerakan zat
terlarut bukan pelarut. Jika zat terlarut dalam konsentrasi tinggi dalam satu
bidang (luar sel) dan dalam konsentrasi rendah daerah lain (dalam sel), molekul
zat terlarut akan bergerak ke daerah rendah konsentrasi dimaksud tansport pasif
karena zat bergerak menuruni gradien konsentrasi, dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah tanpa membutuhkan energi. Zat ini akan berhenti bergerak
melintasi membran hingga kedua tempat, luar sel dan dalam sel memiliki
konsentrasi yang sama atau telah mencapai keseimbangan. Membran untuk difusi
ini bersifat permeable.
Beberapa faktor yang mempengaruhi difusi
- Kecuraman dari gradien konsentrasi. Semakin besarperbedaan konsentrasi antara dua sisi membran, semakin tinggi tingkat difusi.
- Suhu. Semakin tinggi suhu, semakin cepat tingkat difusi. Semua proses difusi tubuh terjadi lebih cepat pada orang dengan demam.
- Massa bahan yang ditransportasikan. Semakin besar massanya, semakin lambat laju difusi. Molekul yang lebih kecil menyebar lebih cepat daripada yang lebih besar.
- Luas permukaan. Semakin besar luas permukaan membran yang tersedia untuk difusi, semakin cepat laju difusi. Sebagai contoh, kantung udara dari paru-paru memiliki luas permukaan yang besar yang tersedia untuk difusi oksigen dari udara ke dalam darah. Beberapa penyakit paru-paru, seperti emphysema, mengurangi luas permukaan. Hal ini memperlambat laju difusi oksigen dan membuat pernapasan lebih sulit.
- Jarak Difusi. Semakin besar jarak di mana difusi harus terjadi, semakin lama waktu yang dibutuhkan. Difusi melintasi membran plasma hanya membutuhkan sepersekian detik karena membran sangat tipis. Pada pneumonia, cairan terkumpul dalam paru-paru; cairan tambahan meningkatkan jarak difusi karena oksigen harus bergerak melalui cairan dan membran untuk mencapai aliran darah.
A.2 DIFUSI
DIFASILITASI
Zat
terlarut yang terlalu polar atau sangat dituntut untuk bergerak melalui lipid
bilayer dengan difusi sederhana dapat melintasi membran plasma dengan proses
pasif yang disebut difusi difasilitasi. Dalam proses ini, sebuah protein
membran integral membantu zat tertentu di membran. Protein membran integral
dapat berupa channel membran atau carrier membran.
CHANNEL MEDIATED (SALURAN)
CHANNEL-dimediasi DIFUSI
difasilitasi dalam saluran dimediasi difasilitasi difusi, zat terlarut bergerak
menuruni konsentrasi gradien melintasi bilayer lipid melalui membran channel.
Sebagian besar saluran membran saluran ion, protein trans membran integral yang
memungkinkan zat atau molekul kecil, anorganik ion yang terlalu hidrofilik
untuk menembus nonpolar yang interior dari lapisan ganda lipid. Setiap ion
dapat menyebar di seluruh membran hanya pada situs tertentu.
Dalam membran plasma ion yang
paling banyak yaitu K+ (ion kalium) atau Cl- (ion
klorida) dan ion yang sedikit yaitu Na+ (ion natrium) atau Ca2+
(ion kalsium). Difusi ion melalui saluran umumnya lebih lambat dari difusi
gratis melalui lapisan ganda lipid karena saluran menempati sebagian kecil dari
total luas permukaan membran daripada lipid. Namun, difasilitasi difusi melalui
saluran adalah proses yang sangat cepat yaitu lebih dari juta ion kalium dapat
mengalir melalui channel ini.
Sebuah channel dikatakan
terjaga keteraturannya ketika bagian dari protein saluran bertindak sebagai
gerbang, berubah bentuk dalam satu cara untuk membuka pori dan cara lain untuk
menutupnya. Ion-ion akan keluar masuk dengan seiringnya terbuka dan tertutupnya
gerbang tersebut, ini diatur oleh perubahan kimia atau listrik di dalam dan di
luar sel. Ketika gerbang saluran terbuka, ion berdifusi ke dalam atau keluar
dari sel, menuruni gradien elektrokimia.
CARRIER MEDIATED (PEMBAWA)
CARRIER-dimediasi DIFUSI
difasilitasi dalam pembawa dimediasi difusi difasilitasi, pembawa (juga disebut
transporter) digunakan untuk memindahkan zat terlarut menuruni gradien
konsentrasinya melintasi membran plasma. Zat terlarut ke satu sisi membran dan
dilepaskan di sisi lain setelah pembawa mengalami perubahan bentuk. Zat
terlarut lebih sering mengikat pada membran dengan konsentrasi yang lebih
tinggi dari zat terlarut. Setelah konsentrasi adalah sama di kedua sisi
membran, zat terlarut molekul mengikat pembawa di sisi sitosol dan pindah ke
cairan ekstraselular secepat mereka mengikat carrier pada sisi ekstraseluler.
Tingkat carrier-dimediasi
difusi difasilitasi (seberapa cepat itu terjadi) adalah ditentukan oleh
kecuraman gradien konsentrasi di membran. Difusi difasilitasi mencakup glukosa,
fruktosa, galaktosa, dan beberapa vitamin. Glukosa memasuki banyak sel-sel
tubuh oleh carrier- dimediasi difasilitasi difusi seperti sebagai berikut:
Glukosa mengikat jenis tertentu pada protein
pembawa yang disebut transporter glukosa (GLUT) pada permukaan luar membran, transporter
mengalami perubahan bentuk, glukosa melewati membran, dan transporter glukosa melepaskan glukosa di sisi
lain dari membran yaitu dalam sel.
Permeabilitas selektif membran
plasma sering diatur untuk mencapai homeostasis. Misalnya, hormon insulin,
melalui aksi dari reseptor insulin, mempromosikan penyisipan dari banyak
salinan transporter glukosa menjadi plasma membran sel tertentu. Dengan
demikian, efek dari insulin adalah untuk meningkatkan maksimum transport difusi
difasilitasi glukosa ke dalam sel. Dengan transporter glukosa lebih tersedia,
sel-sel tubuh dapat mengambil glukosa dari darah lebih cepat. Ketidakmampuan
untuk memproduksi atau menggunakan insulin disebut diabetes mellitus.
A.3 OSMOSIS
Osmosis
adalah proses perpindahan zat, molekul atau partikel pelarut dari yang lebih
encer ke yang lebih pekat, dengan tidak menggunakan energi melalui membran semi
permeable. Selama osmosis, molekul air melewati membran plasma dalam dua cara
yaitu dengan bergerak melalui bilayer lipid melalui difusi sederhana, seperti
telah dijelaskan sebelumnya, dan dengan bergerak melalui aquaporins, protein
membran integral yang berfungsi sebagai saluran air .
Seperti
pada percobaan yang menunjukkan osmosis adalah pada tabung U yang dimana disini
pelarut berupa air berpindah dari yang lebih encer ke yang lebih pekat,
melintasi lapisan semi permeable, pelarut berupa air akan berhenti bergerak
saat telah mencapai titik keseimbangan antara tabung kanan dan kiri.
Osmosis
ada 3 bentuk berupa hipotonik, hipertonik, dan isotonik. Isotonik adalah kadaan
dimana larutan di luar dan di dalam sel sama seperti pada kondisi eritrosit
diatas, eritrosit akan berbentuk normal bikonkaf pada isotonik. Hipertonik
adalah tekanan osmosis tinggi yang dimana pelarut air akan bergerak melintasi
membran semi permeable ke luar eritrosit, karena zat yang berada di luar lebih
pekat daripada yang berada di dalam eritrosit lebih encer, sehingga eritrosit
mengkerut bentuknya. Hipotonik adalah tekanan osmosis rendah yang dimana
pelarut air akan bergerak melintasi membran semi permeable ke dalam eritrosit
karena di dalam zatnya lebih pekat daripada di luar yang lebih encer, sehingga
eritrosit akan berbentuk besar.
B.
TRANSPORT
AKTIF
Merupakan proses perlaluan zat
yang membutuhkan energy selain itu juga membutuhkan bantuan dari carrier
protein dan saluran protein. Energi yang digunakan dalam pemindahan molekul
tersebut ada yang diperoleh dari hidrolisis ATP karena melawan gradient
konsentrasi. Kinerja transport aktif dilakukan oleh protein spesifik yang
tertanam pada membrane. Dua jenis transport aktif yaitu :
B.1
TRANSPORT AKTIF PRIMER
Transport aktif primer (energy
dari hidrolisis ATP) yaitu transport
yang bergantung pada potensial membrane. Dalam keadaan stabil, ekstraseluler
memiliki konsentrasi Na+ 10 kali lebih tinggi dari pada di dalam
sel, sedangkan konsentrasi ion K+ lebih rendah di dalam sel dari
pada di luar sel. Kalau konsentrasi Na+ dalam sel meningkat maka Na+
perlu dikeluarkan, maka diperlukan ATP untuk memompa Na+ keluar
dengan cara Na+ akan terikat pada sisi spesifik pada saluran
protein, sehingga menyababkan rangsangan fosforilasi dan terjadi hidrolisis
ATP, menghasilkan suatu perubahan pada konformasi saluran protein berakibat Na+
yang terikat bergerak keluar sel dan terjadi reduksi afinitas ikatan Na+
pada protein saluran sehingga Na+ terlepas.
Pada waktu bersamaan, di bagian
ekstraseluler K+ mengalami afinitas di bagian sisi protein saluran,
terjadi stimulus defosforilasi berakibat perubahan konformasi saluran protein
sehingga terjadi gerakan yang menyebabkan K+ bergerak ke bagain
interseluler. Saluran protein memiliki tiga tempat spesifik untuk ikatan Na+
dan dua untuk K+, sehingga setiap kali siklus transpor tiga Na+
dan dua K+ lewat membran sel membutuhkan satu molekul ATP yang
terhidrolisa.
Tiga
ion Na+ akan menempel dan masuk ke dalam protein membran yang akan
merangsang terhidrolisisnya ATP menjadi P dan ADP, yang dimana P ini akan
digunakan energi untuk memindahkan 3 ion Na+ ke luar sel dan merubah
bentuk daripada protein membran. Dua ion K+ dari luar sel menempel
dan masuk ke dalam protein membran sesuai bentuk protein membran, menempelnya
ion ini membuat P terlepas dari protein membran dan mendorong ino K+
bergerak menuju dalam sel, lepasnya P dan ion K+ ini membuat berubah
bentuk pada protein membran.
B.2 TRANSPORT
AKTIF SEKUNDER
Transport aktif sekunder
(energy dari gradient ion) Transpor aktif juga memindahkan mikromolekul yang
berada di daerah lumen usus, misalnya perpindahan glukosa dan asam amino
berkonsentrasi rendah ke dalam sel usus dengan konsentrasi relatif tinggi.
Perpindahan ini tidak menggunakan ATP hasil hidrolisis tetapi digerakkan karena
perbedaan gradien Na+. Konsentrasi Na+ ekstraseluler usus
lebih rendah dari pada dalam sel,sehingga terjadi perpindahan ion ke dalam sel
dengan cara berikatan dengan bagian sisi protein saluran, selanjutnya diikuti
oleh glukosa yang berikatan dengan protein saluran yang sama tetapi pada sisi
yang lain. Transpor seperti ini disebut transpor aktif sekunder.
Pada
transpor aktif sekunder, energi yang tersimpan dalam Na+ atau H+
gradien konsentrasi digunakan untuk menggerakkan zat lain melintasi membran
terhadap gradien konsentrasi mereka sendiri. Karena Na+ atau H+
lereng didirikan oleh transpor aktif primer, sekunder aktif transportasi tidak
langsung menggunakan energi yang diperoleh dari hidrolisis ATP.
Natrium - kalium pompa
mempertahankan konsentrasi curam gradien Na+ melintasi membran
plasma. Sebagai hasilnya, ion natrium telah disimpan atau potensi energi,
seperti air di belakang bendungan. Dengan demikian, jika ada rute untuk Na+
bocor kembali dalam, beberapa energi yang tersimpan dapat diubah menjadi energi
kinetik (energi gerak) dan digunakan untuk mengangkut zat lain melawan gradien
konsentrasinya.
Pada intinya, sekunder aktif protein transpor memanfaatkan
energi di Na+ konsentrasi gradien dengan menyediakan rute untuk Na+
bocor ke dalam sel, di transpor aktif sekunder, protein pembawa secara
bersamaan mengikat Na+ dan substansi lain dan kemudian berubah
bentuk sehingga kedua zat melintasi membran pada waktu yang sama. Jika
transporter ini bergerak dua zat dalam arah yang sama mereka disebut symporters
(sama), antiporters sebaliknya, bergerak dua zat dalam arah yang berlawanan di
seluruh membran (anti-melawan). Salah satu bentuk transport aktif adalah:
EKSOSITOSIS
Eksositosis adalah mekanisme
transpor molekul besar seperti protein dan polisakarida, melintasi membran
plasma dari dalam ke luar sel (sekresi) dengan cara menggabungkan vesikula
berisi molekul tersebut dengan membran plasma. Vesikula transpor yang lepas
dari aparatus Golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plasma. Ketika
membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul lipid membran menyusun
ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung. Kandungan vesikulanya
kemudian tumpah ke luar sel. Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis
untuk mengirim keluar produk-produknya.
Misalnya sel tertentu dalam
pankreas menghasilkan hormon insulin dan mensekresikannya ke daam darah melalui
eksositosis. Contoh lain adalah neuron atau sel saraf yang menggunakan
eksositosis untuk melepaskan sinyal kimiawi yang merangsang neuron lain atau
sel otot. Ketika sel tumbuhan sedang membuat dinding, eksositosis mengeluarkan
karbohidrat dari vesikula Golgi ke bagian luar selnya.
ENDOSITOSIS
Endositosis sel memasukkan
makromolekul dan materi yang sangat kecil dengan cara membentuk vesikula baru
dari membran plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari
eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk
kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong terjepit, membentuk vesikula
yang berisi materi yang telah terdapat diluar selnya. Terdapat tiga jenis
endositosis yaitu :
FAGOSITOSIS
Fagositosis (pemakan seluler)
berasal dari bahasa yunani phagein “makan” dan cytos “sel”, berupa padatan yang
ukurannya lebih besar. Sel menelan suatu partikel dengan pseudopod yang
membalut disekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong
berlapis-membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Contoh
cilliata atau organisme mikroskopik lain yang dimakan atau ditelan oleh amoeba.
Selama fagositosis mangsa menjadi tidak berdaya oleh sekresi dari sel pemangsa
(Fagositik).
PINOSITOSIS
Pinositosis (peminum seluler)
dari bahasa yunani pinein “minum” dan cytos “sel”, sel “meneguk” tetesan fluida
ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut
yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinosistosis tidak
spesifik dalam substansi yang ditranspornya. Pinositosis merupakan gejala umum
yang terjadi pada berbagai macam sel seperti leukosit, sel-sel ginjal,
epithelium usus, makrofag hati dan sel akar tumbuhan.
Pinositosis dapat terjadi jika
terdapat konsentrasi yang cocok dari protein, asam amino atau ion-ion tertentu
pada medium sel.prosesnya adalah menempelnya bahan penyebab (inducer) pada
reseptor khusus pada membrane plasma kemudian diikuti dengan terjadinya lekukan
(invaginasi) dari membrane membentuk selubung atau membrane pinositik.
PERANTARA RESEPTOR
Endositosis yang diperantarai
reseptor, hampir sama dengan pinositosis hanya saja, selektif terhadap
substansi yang ditranspornya. Endositosis yang diperantarai reseptor
memungkinkan sel dapat meperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah
sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida
seluler. Misalnya, sel manusia menggunakan proses ini untuk menyerap kolesterol
dan digunakan dalam sintesis membran dan sebagai prekursor untuk sintesis
steroid lainnya.
bener bener ngebantu banget thanks blogger
ReplyDeleteIya samasama kunjungi postingan yang lainnya juga ya :)
ReplyDelete